Senin, 14 Desember 2015

KETERBATASAN MELAHIRKAN KREATIVITAS

Sebuah pengalaman sarat makna Program Kemitraan Guru SMP Berprestasi
di kawasan Indonesia Timur

Di atas awan berarak putih dilapisi kabut tipis, biru langit dan biru laut, biru tak terbatas, dalam perjalanan ini menikmati hamparan pulau-pulau kecil di sekitar pulau Ternate, negeri pulau-pulau, negeri laut-laut. Inilah negeriku. Menginjakkan kaki di bumi Ternate membuat ingatan seakan terbang ke masa kecil ketika mengikuti pelajaran Sejarah di sekolah dasar. Kerajaan Ternate-Tidore dengan rajanya Sultan Baabulah. Perasaan ini sungguh mengharu biru, berada di kawasan Indonesia Timur yang sebelumnya hanya ada dalam angan-angan. Berkat program kemitraan ini, Maluku Utara dapat dijelajahi.
=====
Pada tanggal 28 September hingga 1 Oktober 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan memanggil peserta Kemitraan Guru SMP Berprestasi ke Sekolah Mitra untuk diberikan pembekalan di Hotel Ahadiat Bandung. Tujuan dari program kemitraan adalah peningkatan mutu guru yang berimplikasi positif terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional di kawasan Indonesia timur.
Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 22 Oktober-31 Oktober 2015. Jadwal penerbangan yang terbatas, membuat Tim Maluku Utara berinisiatif untuk memulai perjalanan lebih awal. Perjalanan diawali dari daerah asal Martapura, Kalimantan Selatan pada tanggal 21 Oktober 2015 menuju Surabaya dan dilanjutkan ke kota Manado. Perjalanan memang menguji kesabaran, menikmati detik-detik berlalu karena jadwal penerbangan yang selalu tertunda.  Alhasil kedatangan di Manado disambut hangatnya sore ketika saya melirik jam di tembok Hotel Manado Inn menunjukkan pukul 16.00 WITA, dilanjutkan menikmati keindahan kota Manado, Jembatan Soekarno, pantai Malalayang dan teluk Manado di sore hari. Kami menginap di Manado satu malam dan akan melanjutkan perjalanan besok harinya pada pukul 06.40. 


Manusia memang sudah merencanakan segala sesuatunya dengan baik, namun apa hendak dikata takdir berkata lain. Pada tanggal 22 Oktober 2015, penerbangan ke Kao, Halmahera Utara tidak dapat dilanjutkan terkendala alasan cuaca. Kebakaran hutan di Halmahera Utara menyebabkan pekatnya kabut asap dan memberi dampak kepada jalur penerbangan. Penerbangan ke Bandar Udara Kuabang Kao, Halmahera Utara dipindahkan menuju Bandar Utara Sultan Baabullah Ternate. Tim Maluku Utara terbang ke Ternate pada pukul 09.30 WITA selama kurang lebih satu jam.
  

Tim kami harus melanjutkan petualangan lagi melalui jalur laut dari pelabuhan Ternate dengan Speed Boat selama setengah jam. Sungguh indah kepulauan di Maluku Utara dengan airnya yang bening. Dan kami tiba di Pelabuhan Sofifi siang hari. Dari Sofifi, menggunakan jalur darat menuju Tobelo dengan waktu tempuh kurang lebih delapan jam. Melewati jalan yang berliku di antara perbukitan, indahnya kebun kelapa, cengkeh dan pala di kiri kanan merupakan pengalaman yang menyenangkan di Halmahera Utara dengan segala tantangan alamnya. Di Sofifi memang sedang gencar-gencarnya dibangun perkantoran baru karena menjadi ibukota provinsi Maluku Utara. Pada pukul 20.00 WIT, Tim Maluku Utara tiba di Tobelo dan kami menginap di hotel Elizabeth Tobelo.

           
            Provinsi Maluku Utara terkenal dengan hasil tambangnya yaitu batu Bacan; Bacan Doko dan Bacan Palamea. Oleh karena itu, kami bersepakat Tim Maluku Utara menjadi Tim Batu Bacan. Pada tanggal 23 Oktober 2015, Tim Batu Bacan melapor dan bersilaturrahim dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Halmahera Utara. Kepala Dinas sangat menyambut baik program kemitraan ini dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena telah menjadikan Kabupaten Halmahera Utara sebagai tuan rumah kemitraan. Kepala Dinas menambahkan bahwa guru-guru di Halmahera Utara perlu meningkatkan kompetensi mereka baik dalam kompetensi pedagogic maupun professional.


            Hari berikutnya, tanggal 24 Oktober 2015, Tim Batu Bacan melapor dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tobelo. Kegiatan pemaparan materi bagi guru-guru dilaksanakan pada saat siswa sedang mengikuti kegiatan pemilihan pengurus OSIS. Materi yang dipaparkan antara lain implementasi Kurikulum 2013, penilaian, penulisan laporan PTK,  model-model pembelajaran dan ICT, media pembelajaran dan pemberdayaan MGMP. Para guru-guru mengikuti paparan materi dengan sangat  antusias. Disadari bahwa implementasi Kurikulum 2013 yang hanya satu semester di sekolah ini masih menyisakan banyak pertanyaan dan kendala. Pertanyaan yang muncul berkenaan dengan penilaian Kurikulum 2013yang masih dirasakan kerumitannya. Dari Tim Batu Bacan memberikan solusi dengan memberikan contoh cara memasukkan nilai beserta file penilaian. Dengan demikian, guru akan sangat terbantu dan proses penilaian pun dapat diselesaikan dengan cepat dan tuntas.


            Berkaitan dengan pembelajaran, guru IPA mengeluhkan dengan ketersediaan alat peraga yang terbatas. Semestinya, keterbatasan tidak membuat guru-guru berputus asa dan mengajar seadanya, namun keterbatasan seharusnya  melahirkan kreativitas. Guru dapat membuat alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan dari kayu, kardus bekas, kertas bekas, dan lain-lain. Jika guru mampu berkreasi dalam pengembangan alat peraga tersebut, keterbatasan itu akan dapat diatasi.
            Kunjungan ke sekolah selanjutnya adalah SMP Negeri 5 Halmahera Utara yang berada di Galela, satu jam perjalanan dari Tobelo. Permasalahan yang dihadapi guru-guru pun masih berkisar pada penilaian Kurikulum 2013 dan guru-guru sangat antusias dalam mengikuti penjelasan dari Tim Batu Bacan. Dalam penguasaan bahasa Inggris, salah satu guru bahasa Inggris di sekolah ini sudah berbagi pengalaman beliau bagaimana agar siswa tertarik untuk mempelajari bahasa Inggris  dengan membuka kursus untuk siswa di sekitar SMP Negeri 5 Halmahera Utara. Terbukti dengan berhasilnya siswa di sekolah ini meraih juara storytelling tingkat kabupaten. Alhamdulillah, patut diacungkan jempol prestasi yang telah diraih sekolah ini.
           

Pemaparan tentang model-model pembelajaran semakin menyadarkan dan memberikan pencerahan bagi guru agar dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar-mengajar. Paparan media pembelajaran yang disampaikan diharapkan dapat menginspirasi guru-guru untuk mengembangkan media baik itu yang sederhana maupun yang berbasis teknologi.
            Hari terus berganti, Tim Batu Bacan mengunjungi sekolah berikutnya yaitu SMP Kristen Tobelo. Dari hotel hanya perlu waktu lima menit untuk tiba di sekolah ini. Yang dipaparkan masih berkisar tentang implementasi Kurikulum 2013, penilaian, penulisan laporan PTK,  model-model pembelajaran dan ICT, media pembelajaran dan pemberdayaan MGMP.  Yang menarik di sekolah ini, guru-guru termotivasi untuk mempraktikkan model-model pembelajaran yang dicontohkan Tim Batu Bacan. Meskipun satu contoh model pembelajaran ‘Make a Match” diberikan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, hal ini memberikan pencerahan bagi guru lain untuk menggunakan model pembelajaran ini dalam mata pelajaran yang diampu. Alhamdulillah, guru-guru sangat antusias dan terlibat langsung dalam praktik pembelajaran. Tepatlah jika dikatakan “Learning by Doing” (Belajar sambil Melakukan).


            Pengalaman terus bertambah seiring dengan kunjungan berikutnya ke SMP Negeri 6 Halmahera Utara yang ditempuh selama satu jam. Mendengar pengalaman guru-guru di sana, rasanya hati ini begitu tersentuh. Jarangnya mengikuti pelatihan dan tidak aktifnya MGMP membuat guru-guru kurang mampu menjawab semua kendala yang dialami dalam menjalankan tugas. Bahkan salah seorang guru pun ada yang berseloroh, “Tidak Usahlah kami ini berangkat keluar negeri, cukup mengikuti pelatihan di Jakarta saja, rasanya senang sekali,” karena mengetahui bahwa Tim Batu Bacan memiliki pengalaman keluar negeri.



            Berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada guru-guru di sekolah tersebut menjadi hal yang sangat luar biasa bagi kami meskipun kami bukanlah guru yang tahu segalanya. Kami berbagi berdasarkan apa yang kami miliki dan disambut dengan sangat baik oleh para guru.
            Kunjungan terakhir adalah SMP Negeri 6 Satu Atap Kakara yang berada di pulau seberang dari Tobelo. Dalam perjalanan satu jam menuju ke Pulau Kakara, pemandangan sungguh indah. Sejauh mata memandang, beragam pulau di hadapan. Kekayaan lautnya dan alaminya terumbu karang membuat kami bersyukur akan kekayaan alam Indonesia.



Di antara keterbatasan akses teknologi, guru-guru bersemangat mengajar siswa-siswa SD dan SMP. Keterbatasan dalam jumlah guru pengajar, mendorong Dinas Pendidikan setempat merekrut guru dalam program Sarjana Mengajar di Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (SM3T). Upaya ini dapat menjadi solusi kekurangan guru di daerah tersebut. Guru-guru sangat menghargai apa yang Tim Batu Bacan berikan. Ke depannya, diharapkan guru semakin kreatif dalam pengelolaan pembelajaran berdasarkan pencerahan yang mereka peroleh dari tim ini.


            Pengalaman mengajar IPA di satu kelas memberikan sinyal bahwa para siswa memiliki potensi yang besar untuk maju. Para siswa dengan sangat aktif menjawab pertanyaan guru, dan jika terus diasah tidak mengherankan jika para siswa nantinya akan menjadi sarjana kelautan dan perikanan, dan pakar pertanian.


Sambutan yang hangat dari para guru dan siswa menambah keceriaan kami di Pulau Kakara. Tarian Tide-tide dan Cakalele semakin menambah keakraban kami. Kami pun larut dan tergoda untuk ikut menari bersama. Inilah Indonesia, Tidak Bhinneka Bukan Indonesia. Pengalaman sarat makna ini tidak akan terlupakan bagi Tim Batu Bacan. Pengabdian yang tulus, semoga memacu kami untuk terus bersyukur, berjuang, dan berkarya sebagai guru.
Di dalam perjalanan pulang ke Tobelo, terciptalah puisi sebagai ungkapan hati seorang guru …
Ketika dermaga tujuan jauh di seberang
Ketika jarak luas terbentang
Waktu terasa amat bernilai
Diri ini tertunduk lunglai

Yaa Rabbi
Maafkan hamba yang baru sadari
Betapa melimpah anugerah ini
Ampuni hamba yang lupa akan diri
Begitu banyak yang telah diberi



Rabu, 05 Agustus 2015

KETIKA KUNJUNGAN SINGKAT DI NEW ZEALAND

Palmerston North adalah kota yang pertama kali dikunjungi di sebuah negeri selatan (New Zealand) ini. Kota ini tidak terlalu besar. Rumah-rumah tersusun rapi dan rata-rata sejenis bungalow dengan warna putih dan kelabu. Saya merasakan kota ini sangat sepi terlebih ketika para pekerja sudah tiba di tempat kerja dan anak-anak sekolah sudah beraktivitas di sekolah masing-masing. Jalanan terasa lengang.
Ada sepi melanda diri, bukan karena merasa asing dengan kondisi kota ini, juga bukan karena rindu kampung halaman. Sepi itu dirasakan karena saya tidak bisa mendengar suara adzan di sekitar hotel ataupun kampus. Yah, itulah sepi dalam makna sebenarnya, sehingga kemudian terciptalah sebuah puisi yang menggambarkan suasana hati pada saat itu.





Ada yang hilang ketika jauh darimu
Ada yang kurindu ketika tak berada di dekatmu
Suara adzanmu menggetarkan kalbuku
Seruanmu menguatkan imanku

Rabu, 29 Juli 2015

RENUNGAN DAN HARAPAN

PRIBADI YANG UNGGUL ...

Pemberi solusi, bukan masalah
Optimis, bukan pesimis
Berani bertindak, bukan hanya berharap
Mampu mengembangkan kebiasaan baru yang konstruktif
Mampu menanggalkan kebiasaan lama yang destruktif

SEBUAH KEINGINAN
Oleh karenanya marilah kita ...

Tetap SEJUK di tempat yang PANAS
Tetap MANIS di tempat yang PAHIT
Tetap MERASA KECIL sekalipun telah menjadi BESAR
Tetap TENANG di tengah BADAI KEHIDUPAN YANG SANGAT HEBAT

Dan berharap ...
SEMOGA ALLAH SWT SELALU MEMBERIKAN RIDHO DAN MAGHFIROH-NYA
KEPADA KITA SEMUA, AAMIIN.

Marilah kita sadari, bahwa ...
Yang jauh itu WAKTU
Yang dekat itu MATI
Yang besar itu NAFSU
Yang berat itu AMANAH
Yang mudah itu BERBUAT DOSA
Yang panjang itu AMAL SHOLEH
Yang indah itu SALING MEMAAFKAN

Oleh karenanya ...
DOSA  jangan di (+)
AMAL jangan di (-)
CINTA jangan di (:)
Karena HIDUP hanya 1 X

Tetap kita sadari, bahwa ...
Gugur bunga karena layu
Gugur iman karena nafsu
Gugur cinta karena cemburu

Tertawa karena kita bahagia
Menangis karena merana
Bertobat karena berdosa
Beribadah karena taqwa

Hidup tanpa cinta pasti hambar
Hidup gila harta pasti celaka
Hidup penuh dosa akan ke Neraka
Hidup penuh amal sholeh pasti ke Surga
Hidup penuh bersyukur dan apa adanya pasti bahagia

(Dikutip dari Program Induksi bagi Guru Pemula, Denpasar, 17-22 November 2014)






Senin, 27 Juli 2015

NEW ZEALAND, Salah Satu Negara Paling Islami di Dunia

Negara Islami belum tentu disematkan kepada negara Islam. Ada perbedaan signifikan antara negara Islami dan negara Islam.

"Kalau negara Islam itu menerapkan aturan-aturan syari'at Islam dalam bernegara secara formal, sedangkan negara Islami merupakan negara yang mengamalkan nilai dasar atau nilai substantif daripada doktrin Islam. Negara Islami tidak harus menerapkan syari'at Islam secara formal, tetapi lebih menekankan pada aplikasi atau praktik yang mencerminkan nilai-nilai universal Islam," ujar Lismanto, sarjana hukum Islam IAIN Walisongo saat ditemui Islamcendekia.com di kediamaannya, Semarang, Jumat (20/4).

Adalah Hossein Askari, guru besar politik dan bisnis internasional Universitas George Washington, Amerika Serikat, telah melakukan sebuah penelitian yang menarik, yakni tentang negara paling Islami di dunia. Menurut perspektif Askari, studi yang ia lakukan menekankan pada sebuah negara di dunia yang memiliki nilai-nilai Islam paling banyak diamalkan. Dari 208 negara, tidak ada satu negara Islam pun yang menduduki peringkat 25 besar, termasuk Arab Saudi, Malaysia, dan Indonesia. Menarik sekali, bukan?

Dari studi yang dilakukan Askari tersebut, justru diperoleh bahwa negara paling Islami di dunia adalah Irlandia, Denmark, Lukssemburg, dan Selandia Baru (New Zealand) sebagai lima posisi teratas negara paling islami di dunia. Lebih lanjut, Askari mengatakan bahwa negara Swedia, Singapura, Finlandia, Norwegia, dan Belgia adalah negara yang menerapkan ajaran Islam paling riil atau nyata. Sontak, fakta yang dikemukakan Askari ini mengejutkan publik.

Sementara itu, negara-negara yang digadang-gadang menerapkan syari'at Islam seperti Malaysia hanya menempati posisi ke-33 sebagai negara Islami di dunia. Negara Islam lain seperti Kuwait meraih peringkat 48 dan Qatar mendapatkan peringkat negara paling Islami di dunia ke 111.

Parahnya, Arab Saudi yang menjadi tanah kelahiran Nabi Muhammad, negara di mana Islam muncul dan menyebar di seluruh penjuru dunia, serta negara yang digadang-gadang sebagai negara Islam justru mendapatkan peringkat ke-91 sebagai negara Islami di dunia. Melihat fakta ini, Arab Saudi yang merupakan negara Islam hanya menduduki peringkat ke-91 dikalahkan oleh 90 negara-negara lain di dunia.

Penelitian Askari menyimpulkan bahwa sebagian besar negara Islam menggunakan agama (baca: Islam) sebagai instrumen untuk mengatur dan mengendalikan negara. "Meskipun nota bene negara Islam, tetapi negara yang mengaku sebagai negara Islami justru banyak berbuat tidak adil, korupsi dan terbelakang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak islami," demikian setidaknya komentar Askari.

Menurut Askari, negara Islami adalah negara yang tidak ada korupsi, opresif, punya pemimpin adil, tidak ada kebebasan, tidak ada kesenjangan, mengedepankan dialog dan rekonsiliasi, dan adanya pemilihan.

Sebagai negara paling Islami nomor satu di dunia, Irlandia memiliki sekitar 49 ribu warga Islam dan mereka bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lain karena punya satu kesamaan sejarah. Hal ini diungkapkan oleh Dr Ali Selim, anggota senior Pusat Kebudayaan Islam Irlandia (ICCI). "Irlandia pernah menjadi wilayah jajahan dan banyak rakyat Irlandia menderita diskriminasi rasial dan selalu diasosiasikan dengan terorisme. Umat Muslim juga mengalami hal serupa," ujar Selim.

Penulis: Octavia Devi Puspita Sari, diolah dari berbagai sumber (www.islamcendekia.com)

Jumat, 24 Juli 2015

MENENGOK PENDIDIKAN DI NEW ZEALAND Catatan Singkat Kegiatan Pertukaran PTK Berprestasi SMP DI New Zealand, 7 - 17 Juni 2015 Oleh : Maya Marlina Febriyanthi, M.Pd

Bagi kita  yang terbiasa dengan suhu di  kisaran  230  C  sampai dengan  360  C,   Suhu 9 0 C  terasa  “sesuatu”   sekali.   Wajar sekali  kalau  orang tidak mau berlama -  lama  di luar dan  bergegas untuk masuk ke gedung ataupun rumah  masing – masing.  New Zealand  sedang memasuki  musim dingin saat kami melaksanakan kegiatan Pertukaran PTK dan kerja sama Internasional PTK SMP di New Zealand.  Kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan pemerintah kepada PTK SMP berprestasi  tingkat nasional  tahun  2014 yang  lalu.  Ada  10 orang   dalam   rombongan tersebut  yakni  3  orang  guru  ( Kalsel, Lampung dan Sulbar), 4  orang Kepala Sekolah ( Kepri, DIY, NTT, dan NTB), 2 orang pengawas  ( Kepri dan Banten), dan 1 staf dari Direktorat Pembinaan PTK Dikdas, Kemdikbud.



Agenda kegiatan  yang  dilaksanakan adalah Short Course  di  Massey University, Palmerston North, New Zealand, di mana  melalui  kursus  singkat ini  peserta  dibekali informasi tentang sistem pendidikan  di New  Zealand dan pengetahuan tentang kepemimpinan, manajemen   organisasi sekolah, serta informasi tentang pengawasan sekolah.  Selain itu dilaksanakan pula kunjungan ke beberapa sekolah untuk melihat dan menggali langsung implementasi sistem pendidikan di sana. Tak  ketinggalan kunjungan ke KBRI New Zealand  dan tempat-tempat tertentu untuk mengenal sosial budaya masyarakat di sana.



SISTEM  PENDIDIKAN  DI  NEW  ZEALAND

Apa yang berbeda dari sekolah di New Zealand dengan Indonesia? Sejak usia berapa anak-anak mulai masuk SD? Apakah semua anak naik kelas? Berapa jumlah murid di kelas? Apa yang diajarkan? Itu adalah sebagian dari contoh pertanyaan - pertanyaan yang ada dibenak kita tentang pendidikan di New Zealand.
Secara empirik New Zealand adalah salah satu negara yang memiliki tingkat pendidikan yang baik di dunia dan memiliki sistem pendidikan dan karakter disiplin yang hampir merata di setiap daerah di New Zealand. Sebagaimana telah diketahui bahwa sistem pendidikan di New Zealand telah diakui sangat baik oleh berbagai survei internasional, termasuk program untuk penilaian siswa internasional, Programme For International Student Assessment (PISA).
Di negara ini jenjang pendidikan SD sampai dengan SMA dibagi menjadi 2 jenjang, yaitu jenjang yang disebut dengan primary school – pendidikan dasar (year 1 s/d year 8) dan  secondary school – pendidikan  menengah (year 9 s/d year 13)Primary school dimulai dari kelas 1  sampai  dengan kelas 6 dan kemudian diteruskan ke intermediate school untuk kelas 7 dan 8. Anak – anak wajib masuk primary school  ketika berusia 6 tahun bahkan usia 5 tahun pun sudah diperbolehkan. Tidak seperti di Indonesia dimana SD kelas 1 dimulai pada awal tahun ajaran untuk semua anak, maka di sini setiap anak bisa masuk ke primary school begitu mereka berulang tahun umur 5 tahun, kapanpun jatuhnya hari ulang tahun tersebut. Kalau ulang tahunnya jatuh di setengah tahun pertama, anak tersebut masuk kelas 1. Tetapi bila anak tersebut berulang tahun di setengah tahun kedua maka begitu masuk primary school dia dimasukkan ke kelas 0.
Waktu pelaksanaan Sekolah dibagi menjadi 4 terms (triwulan) di mana awal tahun  pelajaran dimulai dari sekitar akhir Januari atau awal Februari dan berakhir pada pertengahan Desember setiap tahunnya. Setiap akhir term ada masa libur. Sekolah berlangsung setiap hari Senin  sampai  dengan Jum’at dari pukul 9 pagi sampai 3 siang.
Ada delapan bidang ilmu yang diajarkan di primary school yaitu: English, Arts, Health and Physical Education, Learning Languages, Mathematics and Statistics, Science, Social Sciences, dan Technology. Semua pelajaran ini diberikan dalam situasi yang menyenangkan namun merangsang anak untuk berpikir kritis. Dengan suasana kelas yang menyenangkan dan cara mengajar yang child-centred serta rasio murid dalam satu kelas per satu guru sekitar 1:20 an, memungkinkan anak untuk mengembangkan potensinya.
Kelas begitu  hidup  dan  hangat.  Suasana  enjoyable learning benar -  benar tercipta,  jauh dari tekanan.  Susunan pola meja dan kursinya pun diatur sesuai dengan keinginan. Tampak sekali bahwa siswa sangat menyenangi semua pelajaran yang mereka terima, mereka sangat bersemangat. Siswa juga sangat percaya diri dalam mengemukakan tentang apa yang telah mereka baca, tulis, dan pikirkan. Siswa sudah  dikenalkan  dengan teknologi sedini mungkin.  Mereka  juga diajarkan untuk bertanggung jawab  dan  setiap ada  keberhasilan  selalu  dirayakan sebagai  bentuk  penghargaan.
Tidak  ada  istilah tidak naik kelas. Berdasarkan kemampuannya setiap anak dimasukkan dalam kelompok-kelompok kecil di dalam kelas sehingga setiap anak merasa percaya diri dengan kemampuannya. Hasil evaluasi belajar (rapot) tidak diberikan dalam angka, tetapi dalam bentuk uraian. Setiap sekolah mempunyai program pemberian penghargaan untuk murid-murid yang berprestasi. Ada standard yang berlaku secara nasional dan cara-cara evaluasi tertentu yang dipakai untuk menilai prestasi murid,  tetapi  mereka  tidak melaksanakan ‘ujian nasional.
Apakah ada sekolah favorit? Sebenarnya tidak ada sekolah favorit, walaupun sebagian migran menganggap sekolah-sekolah tertentu itu lebih bagus daripada yang lainnya. Penilaian sekolah didasarkan pada tingkat sosial ekonomi murid-murid yang belajar di sekolah tersebut yang  dikenal  dengan istilah decile sekolah. Setiap sekolah memiliki decile yang diberikan oleh pemerintah dan dinilai setiap lima tahun atau bisa lebih cepat bila diminta oleh sekolah yang bersangkutan. Decile rating berkisar dari 1 sampai 10 dan rating ini menunjukkan tingkat sosial ekonomi murid-murid yang belajar di sekolah tersebut dan bukan mutu sekolah.
Decile rating 1 menunjukkan bahwa rata-rata murid yang sekolah di sekolah tersebut datang dari tingkat sosial ekonomi rendah. Sedangkan decile rating 10 berarti rata-rata murid yang sekolah di sekolah tersebut datang dari tingkat sosial ekonomi tinggi. Penilaian ini berdasarkan kondisi sosial ekonomi lingkungan tempat  tinggal siswa di sekolah tersebut dan data sensus. Apakah dengan demikian ada perbedaan dalam fasilitas sekolah atau kualitas guru? Tidak sama sekali. Baik sekolah-sekolah yang memiliki decile rating rendah maupun yang tinggi memiliki fasilitas, kualitas guru dan mutu pengajaran yang sama karena semuanya dimonitor oleh pemerintah. Sarana prasarana sekolah umumnya sangat lengkap dan baik sehingga mampu mengakomodir berbagai kegiatan pembelajaran termasuk kegiatan ekstrakurikuler.
     Pengembangan keprofesian, karier dan kinerja guru dan  bawah pembinaan dan  pengawasan sebuah lembagayang bernama Educational Review Office (ERO) yang melakukan tugasnya untuk melihat perkembangan peningkatan profesional guru.  
     Ada  lagi  lembaga  yang bernama  Board of Trustees  (BoT),  sebuah  lembaga yang  terdiri dari 5 orangtua,  5 guru dan kepala  sekolah. Lembaga ini  memiliki  kewenangan yang luas termasuk melaksanakan rekrutmen  guru. Dalam hal manajemen sekolah, ada  aturan – aturan  tertentu yang  diterapkan, dimulai dari model  rekrutmen kepala  sekolah yang harus memenuhi professional standard tersendiri,  hingga hal  -  hal lainnya seperti;
o   Struktur organisasi sekolah  tergantung pada besar kecilnya sekolah
o   Alur penyusunan program sekolah dimulai dari review kurikulum yang kemudian difokuskan kepada kelemahan yang ditemukan.
o   Pembuatan target tahunan yang harus dikomunikasikan dengan BoT (Board of Trustees).
o   Membuat perencanaan 5 tahunan atau 10 tahunan untuk pengembangan infrastuktur.
o   Besaran gaji  pendidik berdasarkan pengalaman dan kualifikasi guru.
o   Adanya  insentif  bagi guru yang memiliki tugas tambahan.
o   Dalam hal pemecatan guru,  ada  regulasi  tertentu yang  harus diikuti sehingga pemecatan guru bukanlah hal yang mudah.
o   Umur pensiun seorang guru di New Zealand adalah 65 tahun.
     Satu hal  lagi  yang menarik adalah penghormatan  mereka terhadap  budaya  lokal atau  leluhur.  Mereka  masih melestarikan budaya dan bahasa Māori – sebagai penduduk dan bahasa asli  di  New Zealand.  Penulisan  nama  - nama  jalan,  tempat  - tempat  umum  menggunakan bahasa Māori.  Di sekolah pun bahasa dan budaya Māori diperkenalkan.

Kamis, 23 Juli 2015

CATATAN SEORANG GURU MENUJU ISTANA NEGARA OLEH MAYA MARLINA FEBRIYANTHI,M.Pd


Rasanya tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa profesi yang paling mulia dan paling terhormat di dunia ini adalah profesi guru. Kita boleh saja kagum dengan kemampuan seorang arsitek yang mampu membuat sebuah jembatan dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Kita boleh bangga dengan dokter ahli yang mampu menyembuhkan penyakit yang berat dan kronis.  Tetapi kita harus sadar dan mengakui bahwa kehebatan orang – orang tersebut tentunya tidak terlepas dari peran guru – guru mereka. Lahan kerja guru sangat bersentuhan dengan karunia tertinggi dan maha penting dari seorang manusia yaitu otak dan hati. Guru yang baik bisa menghantarkan peserta didiknya menjadi seorang yang hebat dan berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Atas dasar hal tersebut saya memutuskan untuk meleburkan diri dengan profesi yang paling mulia ini yakni menjadi seorang pendidik atau guru.
Guru tidak cukup hanya mentransfer pengetahuan dan memperkaya wawasan peserta didik, tetapi juga harus bisa ‘menyentuh’ hati peserta didiknya agar terjadi perubahan sikap dan prilaku yang lebih baik dan mampu bertahan terhadap godaan – godaan zaman dan budaya. Inilah yang menjadi visi hidup saya selaku seorang guru, agar bisa menjadi guru profesional yang mampu berprestasi tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bisa membuat peserta didik, keluarga, dan teman sejawat berprestasi.
Mengikuti pemilihan guru berprestasi, memacu saya untuk terus meningkatkan kualitas diri baik dari segi kepribadian, kemampuan mengajar, menghasilkan karya inovatif yang bermanfaat untuk pembelajaran dan juga menjaga hubungan yang lebih baik dengan peserta didik, rekan sejawat, tenaga kependidikan lainnya, dan masyarakat. Pemilihan guru berprestasi merupakan ajang aktualisasi diri bagi saya untuk mengukur sejauh mana perilaku, kompetensi, karya dan wawasan yang telah dilakukan dan dimiliki sejauh ini sesuai dengan kriteria seorang guru berprestasi melalui penilaian yang standar. Selain itu ajang seleksi ini bagi saya bisa dijadikan sarana untuk lebih memperkenalkan SMP Negeri 1 Martapura di level Provinsi Kalimantan Selatan dan Nasional.
Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Kelas I Sekolah Menengah Atas (SMA) saya lewati di kota kecil Sampit, Kalimantan Tengah, kemudian tahun 1989 saya pindah mengikuti saudara ke Banjarmasin dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Banjarmasin tahun 1991. Setelah itu, saya mengikuti kursus computer selama setahun di Malang (Jawa Timur). Tahun 1992 saya melanjutkan pendidikan ke Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan lulus tahun 1998. Dari tahun 1996-1998 saya mendapat pengalaman mengajar dengan menjadi instruktur bahasa Inggris di Lembaga Bahasa LIA Banjarmasin.
Karir saya sebagai seorang guru PNS dimulai pada tahun 1999 ketika diangkat menjadi seorang guru mata pelajaran bahasa Inggris di SMPN 1 Tamban, Barito Kuala Kalsel. Tamban merupakan sebuah kecamatan yang terletak di pinggiran sungai. Ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh untuk bisa sampai ke SMPN 1 Tamban yakni bisa lewat darat maupun lewat sungai.  Jalur yang paling sering ditempuh oleh saya bersama teman – teman serombongan adalah lewat jalur sungai dengan menggunakan perahu bermotor karena jarak tempuh lebih singkat meskipun agak berbahaya karena harus menyeberangi sungai yang luas. 
Peserta didik yang santun dan bersemangat dengan  pendidikan benar – benar membuat saya bahagia dan bangga menjadi seorang guru. Hingga akhir tahun 2005 saya mengabdikan diri menjadi guru di SMPN 1 Tamban sampai akhirnya saya mengajukan usul mutasi ke sebuah SMPN di wilayah kabupaten lain yakni kabupaten Banjar.  Mutasi ini dilakukan karena mengikuti suami yang selama rentang waktu kurang lebih 6 tahun tersebut terpisah tugas di kabupaten yang berbeda.  Berkumpul dengan keluarga tercinta merupakan sebuah kebahagian yang tiada terhingga walau di sisi lain ada perasaan haru karena harus meninggalkan peserta didik dan rekan – rekan seprofesi di SMPN 1 Tamban.
Selama bertugas di kabupaten Banjar dari tahun 2006 hingga saat ini, saya mendapat pengalaman mengajar pada 3 sekolah yang berbeda.  Tahun 2006 hingga 2009 saya bertugas di SMPN 1 Astambul.  Berikutnya karena mengisi formasi guru bahasa Inggris di unit sekolah yang baru didirikan, saya dimutasi ke SMPN 1 Martapura Timur dan bertugas hingga Januari 2011.
Kemudian, atas pertimbangan pemenuhan guru yang berkualifikasi S-2 di SMP Negeri 1 Martapura yang dipersiapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, saya dimutasi pada tahun 2011 dan ditunjuk menjadi penanggung jawab program percepatan RSBI pada sekolah tersebut.  Hingga sekarang saya masih bertugas di SMP Negeri 1 Martapura. Banyak  sekali pengalaman  berharga yang telah saya dapatkan selama menjalankan pengabdian terkait dengan pengajaran bahasa Inggris di SMP maupun tugas tambahan lainnya di sekolah.
Pada tahun 2001 dilaksanakan Needs Assessment Test secara serentak terhadap guru SMP di 6 provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.  Hasil dari test tersebut selain untuk pemetaan kompetensi guru juga dijadikan dasar untuk pemanggilan guru – guru untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut S2 mata pelajaran yang linier dari Asian Development Bank di Universitas Negeri Malang dan Universitas Negeri Surabaya. Tentu saja untuk bisa mendapatkan beasiswa tersebut harus melalui tahap penyaringan lagi. Saya berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa program studi Bahasa Inggris pada program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang bersama 25 guru Bahasa Inggris lainnya dari 6 provinsi tersebut. Perkuliahan dimulai pada tahun 2002 dan pada tahun 2004 saya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan meraih gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris.  Pengetahuan yang didapat dari peningkatan kualifikasi pendidikan ini sangat bermanfaat bagi saya dan dapat diterapkan kepada peserta didik serta dapat diimbaskan kepada rekan sejawat.
Dalam rangka membuka wawasan dan pengembangan diri, saya mengikuti beberapa pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan profesi saya sejak tahun 2005 hingga sekarang. Sebagian besar upaya peningkatan wawasan dan pengembangan diri tersebut didapat dari MGMP. MGMP adalah organisasi profesional, dan merupakan ajang atau arena bagi guru untuk mengembangkan kreatifitas dan prestasi melalui berbagai kegiatan ilmiah seperti workshop, seminar, presentasi hasil-hasil karya guru. Upaya peningkatan wawasan dan pengembangan diri lainnya diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Selatan,  hingga level nasional oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh baik dari peningkatan kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatikan, keikutsertaan dalam forum ilmiah, karya pengembangan profesi dan keaktifan dalam organisasi bisa diimbaskan kepada rekan – rekan sejawat baik dalam forum MGMP, Bintek dan pelatihan lainnya ditingkat kabupaten ataupun provinsi sejak tahun 2008 sampai sekarang. Sebuah kebanggaan bagi saya ketika bisa memberikan yang terbaik tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.
Banyak manfaat yang bisa diambil ketika ikut terlibat  dalam forum – forum ilmiah yang berkaitan dengan pendidikan karena akan menambah wawasan dan pengeahuan kita yang bisa kita terapkan dalam pembelajaran di kelas. Beberapa kegiatan – kegiatan dalam forum ilmiah yang pernah saya ikuti adalah seminar dan workshop dari tingkat kabupaten, provinsi, nasional, hingga level internasional.
Beberapa modul untuk materi pelatihan telah saya susun dan  digunakan ketika saya melakukan  kegiatan pembimbingan teman sejawat  di beberapa pelatihan. Dalam mengembangkan profesi guru, saya telah melakukan beberapa penelitian baik dalam bentuk penelitian tindakan kelas maupun penelitian dan pengembangan ( Research and Development) sejak tahun 2006 hingga sekarang. Selain itu saya juga menulis beberapa makalah. Saya juga ditunjuk untuk menyusun kisi – kisi dan naskah soal ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dan pra-ujian nasional tingkat kabupaten dari tahun 2007 sampai sekarang.
Dalam kegiatan sehari-hari, pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan jika menggunakan media dan alat  pembelajaran.  Banyak manfaat yang didapatkan, peserta didik menjdi lebih termotivasi dan pembelajaran menjadi lebih efektif. Mengingat besarnya manfaat penggunaan media dan alat pembelajaran maka saya mengembangkan  media dan alat pembelajaran yang relevan. Media dan alat pembelajaran yang telah saya buat berupa media gambar, kartu kata, kartu ucapan, alat peraga kalender, alat peraga permainan ular tangga notice/caution/warning, hingga media berbasis teknologi informasi dan komunikasi yaitu Power Point Presentation, kompilasi video lagu dan cerita bahasa Inggris, serta iSpringQuizMaker. Saya juga memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk membuat tugas pembelajaran  dengan memanfaatkan  teknologi informasi dan komunikasi.
Saya melakukan banyak pembimbingan kepada peserta didik.  Hasil pembimbingan tersebut ada yang membuahkan hasil bagi peserta didik dan ada juga yang masih belum mencapai juara. Dari beberapa pembimbingan yang saya lakukan terhadap peserta didik (2007-2014), beberapa diantaranya memberikan hasil kejuaraan, yaitu juara Lomba Bercerita Bahasa Inggris, Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) SMP Terbuka, dan Lomba Ketangkasan Tingkat Pramuka Penggalang.
Beberapa lomba dan karya – karya  akademik saya ikuti sebagai bentuk  aktualisasi saya dalam peningkatan potensi dan mengukur kemampun diri.  Dari ajang lomba dan karya akademik tersebut beberapa prestasi dapat saya raih.  Prestasi – prestasi tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 :  Daftar Prestasi Lomba dan Karya Akademik
NO
PRESTASI DAN LOMBA
WAKTU
TINGKAT
PELAKSANA
1.

Juara I Pemilihan Guru Berprestasi

16-18 Juni 2014
Provinsi
Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel
2.
Juara I Pemilihan Guru Berprestasi
21-22 Mei 2014
Kabupaten
Dinas Pendidikan Kab. Banjar
3.
Finalis Peserta Lomba Pengembangan Media Pembelajaran SMP Tingkat Provinsi
2 – 3 Juli 2013
Provinsi
Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kalsel
4.
Finalis Peserta Lomba Pengembangan Media Pembelajaran SMP Tingkat Provinsi
17 – 18 September 2012
Provinsi
Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kalsel
5.
Finalis Peserta Lomba Pengembangan Media Pembelajaran SMP Tingkat Nasional
22-26 November 2010
Nasional
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendiknas
6.
Juara II Pemilihan Guru Berprestasi
24-25 Mei 2010
Kabupaten
Dinas Pendidikan Kab. Banjar

Keharmonisan dalam berkeluarga berdampak positif bagi prestasi keluarga. Saya merasa sangat beruntung memiliki keluarga yang saling mendukung, penuh pengertian dan saling memberi motivasi. Kondisi ini  menyebabkan seluruh anggota keluarga bisa mengembangkan potensi dirinya untuk berprestasi.  Saya memiliki suami yang juga PNS dan banyak prestasi yang telah diraih yaitu juara I Inovasi Pembelajaran Guru tingkat provinsi dan sebagai finalis di tingkat nasional, serta juara I Seleksi Kepala Sekolah Dasar Berprestasi tingkat Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, dan finalis Seleksi Kepala Sekolah Dasar Berprestasi Nasional. Selanjutnya, dari hasil perkawinan, Saya dikaruniai 4 orang anak.  Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT karena keempat anak – anak ini bisa memberikan prestasi yang membanggakan bagi kedua orangtua, baik prestasi akademik maupun non akademik.  Prestasi – prestasi ini tidak terlepas dari pola pendidikan yang diterapkan oleh Saya bersama suami.
Tahun 2014 adalah tahun yang begitu berkesan karena memperoleh kesempatan untuk mengikuti upacara hari ulang tahun Republik Indonesia ke-69, tanggal 17 Agustus 2014 bersama Presiden Susilo Bambang Yodhoyono dan rekan-rekan PTK Berprestasi se-Indonesia. Merupakan pengalaman yang sangat berharga.