PRIBADI YANG UNGGUL ...
Pemberi solusi, bukan masalah
Optimis, bukan pesimis
Berani bertindak, bukan hanya berharap
Mampu mengembangkan kebiasaan baru yang konstruktif
Mampu menanggalkan kebiasaan lama yang destruktif
SEBUAH KEINGINAN
Oleh karenanya marilah kita ...
Tetap SEJUK di tempat yang PANAS
Tetap MANIS di tempat yang PAHIT
Tetap MERASA KECIL sekalipun telah menjadi BESAR
Tetap TENANG di tengah BADAI KEHIDUPAN YANG SANGAT HEBAT
Dan berharap ...
SEMOGA ALLAH SWT SELALU MEMBERIKAN RIDHO DAN MAGHFIROH-NYA
KEPADA KITA SEMUA, AAMIIN.
Marilah kita sadari, bahwa ...
Yang jauh itu WAKTU
Yang dekat itu MATI
Yang besar itu NAFSU
Yang berat itu AMANAH
Yang mudah itu BERBUAT DOSA
Yang panjang itu AMAL SHOLEH
Yang indah itu SALING MEMAAFKAN
Oleh karenanya ...
DOSA jangan di (+)
AMAL jangan di (-)
CINTA jangan di (:)
Karena HIDUP hanya 1 X
Tetap kita sadari, bahwa ...
Gugur bunga karena layu
Gugur iman karena nafsu
Gugur cinta karena cemburu
Tertawa karena kita bahagia
Menangis karena merana
Bertobat karena berdosa
Beribadah karena taqwa
Hidup tanpa cinta pasti hambar
Hidup gila harta pasti celaka
Hidup penuh dosa akan ke Neraka
Hidup penuh amal sholeh pasti ke Surga
Hidup penuh bersyukur dan apa adanya pasti bahagia
(Dikutip dari Program Induksi bagi Guru Pemula, Denpasar, 17-22 November 2014)
Rabu, 29 Juli 2015
Senin, 27 Juli 2015
NEW ZEALAND, Salah Satu Negara Paling Islami di Dunia
Negara Islami belum tentu disematkan kepada negara Islam. Ada perbedaan signifikan antara negara Islami dan negara Islam.
"Kalau negara Islam itu menerapkan aturan-aturan syari'at Islam dalam bernegara secara formal, sedangkan negara Islami merupakan negara yang mengamalkan nilai dasar atau nilai substantif daripada doktrin Islam. Negara Islami tidak harus menerapkan syari'at Islam secara formal, tetapi lebih menekankan pada aplikasi atau praktik yang mencerminkan nilai-nilai universal Islam," ujar Lismanto, sarjana hukum Islam IAIN Walisongo saat ditemui Islamcendekia.com di kediamaannya, Semarang, Jumat (20/4).
Adalah Hossein Askari, guru besar politik dan bisnis internasional Universitas George Washington, Amerika Serikat, telah melakukan sebuah penelitian yang menarik, yakni tentang negara paling Islami di dunia. Menurut perspektif Askari, studi yang ia lakukan menekankan pada sebuah negara di dunia yang memiliki nilai-nilai Islam paling banyak diamalkan. Dari 208 negara, tidak ada satu negara Islam pun yang menduduki peringkat 25 besar, termasuk Arab Saudi, Malaysia, dan Indonesia. Menarik sekali, bukan?
Dari studi yang dilakukan Askari tersebut, justru diperoleh bahwa negara paling Islami di dunia adalah Irlandia, Denmark, Lukssemburg, dan Selandia Baru (New Zealand) sebagai lima posisi teratas negara paling islami di dunia. Lebih lanjut, Askari mengatakan bahwa negara Swedia, Singapura, Finlandia, Norwegia, dan Belgia adalah negara yang menerapkan ajaran Islam paling riil atau nyata. Sontak, fakta yang dikemukakan Askari ini mengejutkan publik.
Sementara itu, negara-negara yang digadang-gadang menerapkan syari'at Islam seperti Malaysia hanya menempati posisi ke-33 sebagai negara Islami di dunia. Negara Islam lain seperti Kuwait meraih peringkat 48 dan Qatar mendapatkan peringkat negara paling Islami di dunia ke 111.
Parahnya, Arab Saudi yang menjadi tanah kelahiran Nabi Muhammad, negara di mana Islam muncul dan menyebar di seluruh penjuru dunia, serta negara yang digadang-gadang sebagai negara Islam justru mendapatkan peringkat ke-91 sebagai negara Islami di dunia. Melihat fakta ini, Arab Saudi yang merupakan negara Islam hanya menduduki peringkat ke-91 dikalahkan oleh 90 negara-negara lain di dunia.
Penelitian Askari menyimpulkan bahwa sebagian besar negara Islam menggunakan agama (baca: Islam) sebagai instrumen untuk mengatur dan mengendalikan negara. "Meskipun nota bene negara Islam, tetapi negara yang mengaku sebagai negara Islami justru banyak berbuat tidak adil, korupsi dan terbelakang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak islami," demikian setidaknya komentar Askari.
Menurut Askari, negara Islami adalah negara yang tidak ada korupsi, opresif, punya pemimpin adil, tidak ada kebebasan, tidak ada kesenjangan, mengedepankan dialog dan rekonsiliasi, dan adanya pemilihan.
Sebagai negara paling Islami nomor satu di dunia, Irlandia memiliki sekitar 49 ribu warga Islam dan mereka bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lain karena punya satu kesamaan sejarah. Hal ini diungkapkan oleh Dr Ali Selim, anggota senior Pusat Kebudayaan Islam Irlandia (ICCI). "Irlandia pernah menjadi wilayah jajahan dan banyak rakyat Irlandia menderita diskriminasi rasial dan selalu diasosiasikan dengan terorisme. Umat Muslim juga mengalami hal serupa," ujar Selim.
Penulis: Octavia Devi Puspita Sari, diolah dari berbagai sumber (www.islamcendekia.com)
"Kalau negara Islam itu menerapkan aturan-aturan syari'at Islam dalam bernegara secara formal, sedangkan negara Islami merupakan negara yang mengamalkan nilai dasar atau nilai substantif daripada doktrin Islam. Negara Islami tidak harus menerapkan syari'at Islam secara formal, tetapi lebih menekankan pada aplikasi atau praktik yang mencerminkan nilai-nilai universal Islam," ujar Lismanto, sarjana hukum Islam IAIN Walisongo saat ditemui Islamcendekia.com di kediamaannya, Semarang, Jumat (20/4).
Adalah Hossein Askari, guru besar politik dan bisnis internasional Universitas George Washington, Amerika Serikat, telah melakukan sebuah penelitian yang menarik, yakni tentang negara paling Islami di dunia. Menurut perspektif Askari, studi yang ia lakukan menekankan pada sebuah negara di dunia yang memiliki nilai-nilai Islam paling banyak diamalkan. Dari 208 negara, tidak ada satu negara Islam pun yang menduduki peringkat 25 besar, termasuk Arab Saudi, Malaysia, dan Indonesia. Menarik sekali, bukan?
Dari studi yang dilakukan Askari tersebut, justru diperoleh bahwa negara paling Islami di dunia adalah Irlandia, Denmark, Lukssemburg, dan Selandia Baru (New Zealand) sebagai lima posisi teratas negara paling islami di dunia. Lebih lanjut, Askari mengatakan bahwa negara Swedia, Singapura, Finlandia, Norwegia, dan Belgia adalah negara yang menerapkan ajaran Islam paling riil atau nyata. Sontak, fakta yang dikemukakan Askari ini mengejutkan publik.
Sementara itu, negara-negara yang digadang-gadang menerapkan syari'at Islam seperti Malaysia hanya menempati posisi ke-33 sebagai negara Islami di dunia. Negara Islam lain seperti Kuwait meraih peringkat 48 dan Qatar mendapatkan peringkat negara paling Islami di dunia ke 111.
Parahnya, Arab Saudi yang menjadi tanah kelahiran Nabi Muhammad, negara di mana Islam muncul dan menyebar di seluruh penjuru dunia, serta negara yang digadang-gadang sebagai negara Islam justru mendapatkan peringkat ke-91 sebagai negara Islami di dunia. Melihat fakta ini, Arab Saudi yang merupakan negara Islam hanya menduduki peringkat ke-91 dikalahkan oleh 90 negara-negara lain di dunia.
Penelitian Askari menyimpulkan bahwa sebagian besar negara Islam menggunakan agama (baca: Islam) sebagai instrumen untuk mengatur dan mengendalikan negara. "Meskipun nota bene negara Islam, tetapi negara yang mengaku sebagai negara Islami justru banyak berbuat tidak adil, korupsi dan terbelakang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak islami," demikian setidaknya komentar Askari.
Menurut Askari, negara Islami adalah negara yang tidak ada korupsi, opresif, punya pemimpin adil, tidak ada kebebasan, tidak ada kesenjangan, mengedepankan dialog dan rekonsiliasi, dan adanya pemilihan.
Sebagai negara paling Islami nomor satu di dunia, Irlandia memiliki sekitar 49 ribu warga Islam dan mereka bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lain karena punya satu kesamaan sejarah. Hal ini diungkapkan oleh Dr Ali Selim, anggota senior Pusat Kebudayaan Islam Irlandia (ICCI). "Irlandia pernah menjadi wilayah jajahan dan banyak rakyat Irlandia menderita diskriminasi rasial dan selalu diasosiasikan dengan terorisme. Umat Muslim juga mengalami hal serupa," ujar Selim.
Penulis: Octavia Devi Puspita Sari, diolah dari berbagai sumber (www.islamcendekia.com)
Jumat, 24 Juli 2015
MENENGOK PENDIDIKAN DI NEW ZEALAND Catatan Singkat Kegiatan Pertukaran PTK Berprestasi SMP DI New Zealand, 7 - 17 Juni 2015 Oleh : Maya Marlina Febriyanthi, M.Pd
Bagi kita yang terbiasa dengan suhu
di kisaran 230 C
sampai dengan 360 C, Suhu
9 0 C terasa “sesuatu”
sekali. Wajar sekali kalau
orang tidak mau berlama -
lama di luar dan bergegas untuk masuk ke gedung ataupun rumah masing – masing. New Zealand
sedang memasuki musim dingin saat
kami melaksanakan kegiatan Pertukaran PTK dan kerja sama Internasional PTK SMP di New
Zealand. Kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan
pemerintah kepada PTK SMP berprestasi tingkat
nasional tahun 2014 yang lalu.
Ada 10 orang dalam
rombongan tersebut yakni 3
orang guru ( Kalsel, Lampung dan Sulbar), 4 orang Kepala Sekolah ( Kepri, DIY, NTT, dan
NTB), 2 orang pengawas ( Kepri dan
Banten), dan 1 staf dari Direktorat Pembinaan PTK Dikdas, Kemdikbud.
Agenda kegiatan
yang dilaksanakan adalah Short
Course di Massey University, Palmerston North, New Zealand, di mana
melalui kursus singkat ini
peserta dibekali informasi
tentang sistem pendidikan di New Zealand dan pengetahuan tentang kepemimpinan,
manajemen organisasi sekolah, serta
informasi tentang pengawasan sekolah. Selain
itu dilaksanakan pula kunjungan ke beberapa sekolah untuk melihat dan menggali langsung
implementasi sistem pendidikan di sana. Tak
ketinggalan kunjungan ke KBRI New Zealand dan tempat-tempat tertentu untuk mengenal sosial budaya
masyarakat di sana.
SISTEM
PENDIDIKAN DI NEW ZEALAND
Apa yang berbeda dari
sekolah di New Zealand dengan Indonesia? Sejak usia berapa anak-anak mulai masuk SD?
Apakah semua anak naik kelas? Berapa jumlah murid di kelas? Apa yang diajarkan?
Itu adalah sebagian dari
contoh pertanyaan -
pertanyaan yang ada dibenak kita tentang
pendidikan di New Zealand.
Secara empirik New Zealand adalah salah satu negara yang memiliki
tingkat pendidikan yang baik di dunia dan memiliki sistem pendidikan dan
karakter disiplin yang hampir merata di setiap daerah di New Zealand.
Sebagaimana telah diketahui bahwa sistem pendidikan di New Zealand telah diakui
sangat baik oleh berbagai survei internasional, termasuk program untuk
penilaian siswa internasional, Programme
For International Student Assessment (PISA).
Di negara ini jenjang pendidikan SD sampai dengan SMA dibagi
menjadi 2 jenjang, yaitu jenjang yang disebut dengan primary school – pendidikan dasar (year 1 s/d year 8) dan secondary school – pendidikan
menengah (year 9 s/d year 13). Primary school dimulai dari kelas 1
sampai dengan kelas 6 dan kemudian diteruskan ke intermediate
school untuk kelas 7 dan 8. Anak – anak wajib masuk primary school ketika berusia 6 tahun bahkan usia 5 tahun pun sudah diperbolehkan. Tidak seperti di Indonesia
dimana SD kelas 1 dimulai pada awal tahun ajaran untuk semua anak, maka di sini setiap anak bisa masuk ke primary
school begitu mereka berulang tahun umur 5 tahun, kapanpun jatuhnya
hari ulang tahun tersebut. Kalau ulang tahunnya jatuh di setengah tahun
pertama, anak tersebut masuk kelas 1. Tetapi bila anak tersebut berulang tahun
di setengah tahun kedua maka begitu masuk primary
school dia dimasukkan ke kelas 0.
Waktu pelaksanaan Sekolah dibagi menjadi 4 terms (triwulan) di mana awal tahun pelajaran dimulai dari sekitar akhir Januari atau awal Februari dan
berakhir pada pertengahan Desember setiap tahunnya. Setiap akhir term ada masa libur.
Sekolah berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jum’at dari pukul 9 pagi sampai 3 siang.
Ada delapan bidang ilmu yang
diajarkan di primary school
yaitu: English, Arts, Health
and Physical Education, Learning Languages, Mathematics and Statistics,
Science, Social Sciences, dan
Technology. Semua pelajaran ini diberikan dalam situasi yang
menyenangkan namun merangsang anak untuk berpikir kritis. Dengan suasana kelas
yang menyenangkan dan cara mengajar yang child-centred
serta rasio murid dalam satu kelas per satu guru sekitar 1:20 an, memungkinkan anak untuk mengembangkan potensinya.
Kelas begitu hidup
dan hangat. Suasana enjoyable
learning benar - benar tercipta, jauh dari tekanan. Susunan pola meja dan kursinya pun diatur
sesuai dengan keinginan. Tampak sekali bahwa siswa sangat menyenangi semua
pelajaran yang mereka terima, mereka sangat bersemangat. Siswa juga sangat
percaya diri dalam mengemukakan tentang apa yang telah mereka baca, tulis, dan
pikirkan. Siswa sudah dikenalkan dengan teknologi sedini mungkin. Mereka
juga diajarkan untuk bertanggung jawab
dan setiap ada keberhasilan
selalu dirayakan sebagai
bentuk penghargaan.
Tidak ada
istilah tidak naik kelas. Berdasarkan kemampuannya setiap anak dimasukkan dalam
kelompok-kelompok kecil di dalam kelas sehingga setiap anak merasa percaya diri dengan
kemampuannya. Hasil evaluasi belajar (rapot) tidak diberikan dalam angka,
tetapi dalam bentuk uraian. Setiap sekolah mempunyai program pemberian
penghargaan untuk murid-murid yang berprestasi. Ada standard yang berlaku secara nasional dan cara-cara evaluasi tertentu
yang dipakai untuk menilai prestasi murid,
tetapi mereka tidak melaksanakan ‘ujian nasional.
Apakah ada sekolah favorit? Sebenarnya tidak ada sekolah favorit, walaupun sebagian migran menganggap sekolah-sekolah tertentu itu lebih bagus daripada yang lainnya. Penilaian sekolah didasarkan pada tingkat sosial ekonomi murid-murid yang belajar di sekolah tersebut yang dikenal dengan istilah decile sekolah. Setiap sekolah memiliki decile yang diberikan oleh pemerintah dan dinilai setiap lima tahun atau bisa lebih cepat bila diminta oleh sekolah yang bersangkutan. Decile rating berkisar dari 1 sampai 10 dan rating ini menunjukkan tingkat sosial ekonomi murid-murid yang belajar di sekolah tersebut dan bukan mutu sekolah.
Apakah ada sekolah favorit? Sebenarnya tidak ada sekolah favorit, walaupun sebagian migran menganggap sekolah-sekolah tertentu itu lebih bagus daripada yang lainnya. Penilaian sekolah didasarkan pada tingkat sosial ekonomi murid-murid yang belajar di sekolah tersebut yang dikenal dengan istilah decile sekolah. Setiap sekolah memiliki decile yang diberikan oleh pemerintah dan dinilai setiap lima tahun atau bisa lebih cepat bila diminta oleh sekolah yang bersangkutan. Decile rating berkisar dari 1 sampai 10 dan rating ini menunjukkan tingkat sosial ekonomi murid-murid yang belajar di sekolah tersebut dan bukan mutu sekolah.
Decile
rating 1 menunjukkan bahwa rata-rata murid yang sekolah di sekolah tersebut
datang dari tingkat sosial ekonomi rendah. Sedangkan decile rating 10 berarti
rata-rata murid yang sekolah di sekolah tersebut datang dari tingkat sosial
ekonomi tinggi. Penilaian ini berdasarkan kondisi sosial ekonomi lingkungan tempat tinggal siswa di sekolah tersebut dan
data sensus. Apakah dengan demikian ada perbedaan dalam fasilitas sekolah atau
kualitas guru? Tidak sama sekali. Baik sekolah-sekolah yang memiliki decile rating rendah
maupun yang tinggi memiliki fasilitas, kualitas guru dan mutu pengajaran yang
sama karena semuanya dimonitor oleh pemerintah. Sarana prasarana sekolah umumnya sangat lengkap dan baik
sehingga mampu mengakomodir berbagai kegiatan pembelajaran termasuk kegiatan
ekstrakurikuler.
Pengembangan keprofesian, karier dan
kinerja guru dan bawah pembinaan
dan pengawasan sebuah lembagayang
bernama Educational Review Office (ERO) yang
melakukan tugasnya untuk melihat perkembangan peningkatan profesional guru.
Ada
lagi lembaga yang bernama
Board of Trustees (BoT), sebuah
lembaga yang terdiri dari 5
orangtua, 5 guru dan kepala sekolah. Lembaga ini memiliki
kewenangan yang luas termasuk melaksanakan rekrutmen guru. Dalam hal manajemen sekolah, ada aturan – aturan tertentu yang
diterapkan, dimulai dari model
rekrutmen kepala sekolah yang
harus memenuhi professional standard tersendiri, hingga
hal -
hal lainnya seperti;
o
Struktur organisasi sekolah tergantung
pada besar
kecilnya sekolah
o
Alur penyusunan program
sekolah dimulai dari review kurikulum yang kemudian difokuskan kepada kelemahan
yang ditemukan.
o
Pembuatan
target tahunan yang harus dikomunikasikan dengan BoT (Board of Trustees).
o
Membuat
perencanaan 5 tahunan atau 10 tahunan untuk pengembangan infrastuktur.
o
Besaran gaji pendidik
berdasarkan pengalaman dan kualifikasi
guru.
o
Adanya insentif bagi guru
yang memiliki tugas tambahan.
o
Dalam hal pemecatan
guru, ada
regulasi tertentu yang harus diikuti sehingga pemecatan guru
bukanlah hal yang mudah.
o
Umur
pensiun seorang guru di New Zealand adalah 65 tahun.
Satu hal lagi yang menarik adalah penghormatan mereka terhadap budaya
lokal atau leluhur. Mereka
masih melestarikan budaya dan bahasa Māori – sebagai penduduk dan bahasa
asli di
New Zealand. Penulisan nama -
nama jalan, tempat
- tempat umum menggunakan bahasa Māori. Di sekolah pun bahasa dan budaya Māori
diperkenalkan.
Kamis, 23 Juli 2015
CATATAN SEORANG GURU MENUJU ISTANA NEGARA OLEH MAYA MARLINA FEBRIYANTHI,M.Pd
Rasanya tidaklah berlebihan
kalau dikatakan bahwa profesi yang paling mulia dan paling terhormat di dunia
ini adalah profesi guru. Kita boleh saja kagum dengan kemampuan seorang arsitek
yang mampu membuat sebuah jembatan dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Kita
boleh bangga dengan dokter ahli yang mampu menyembuhkan penyakit yang berat dan
kronis. Tetapi kita harus sadar dan
mengakui bahwa kehebatan orang – orang tersebut tentunya tidak terlepas dari
peran guru – guru mereka. Lahan kerja guru sangat bersentuhan dengan karunia
tertinggi dan maha penting dari seorang manusia yaitu otak dan hati. Guru yang
baik bisa menghantarkan peserta didiknya menjadi seorang yang hebat dan berguna
bagi nusa, bangsa dan negara. Atas dasar hal tersebut saya memutuskan untuk
meleburkan diri dengan profesi yang paling mulia ini yakni menjadi seorang
pendidik atau guru.
Guru tidak cukup hanya
mentransfer pengetahuan dan memperkaya wawasan peserta didik, tetapi juga harus
bisa ‘menyentuh’ hati peserta didiknya agar terjadi perubahan sikap dan prilaku
yang lebih baik dan mampu bertahan terhadap godaan – godaan zaman dan budaya. Inilah yang menjadi visi hidup saya selaku seorang
guru, agar bisa menjadi guru profesional yang mampu berprestasi tidak hanya untuk diri sendiri
tetapi juga bisa membuat peserta didik, keluarga, dan teman sejawat
berprestasi.
Mengikuti pemilihan guru
berprestasi, memacu saya
untuk terus meningkatkan kualitas diri baik dari segi kepribadian, kemampuan
mengajar, menghasilkan karya inovatif yang bermanfaat untuk pembelajaran dan
juga menjaga hubungan yang lebih baik dengan peserta didik, rekan sejawat, tenaga
kependidikan lainnya, dan masyarakat.
Pemilihan guru berprestasi merupakan ajang aktualisasi diri bagi saya untuk mengukur sejauh mana perilaku,
kompetensi, karya dan wawasan yang
telah dilakukan dan dimiliki sejauh ini sesuai dengan kriteria seorang guru
berprestasi melalui penilaian yang standar. Selain itu ajang seleksi ini bagi saya
bisa dijadikan sarana untuk lebih memperkenalkan SMP Negeri 1 Martapura di level Provinsi Kalimantan Selatan
dan Nasional.
Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Kelas I Sekolah Menengah Atas (SMA) saya
lewati di kota kecil Sampit, Kalimantan Tengah, kemudian tahun 1989 saya pindah
mengikuti saudara ke Banjarmasin dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di Banjarmasin tahun 1991. Setelah itu, saya mengikuti kursus
computer selama setahun di Malang (Jawa Timur). Tahun 1992 saya melanjutkan
pendidikan ke Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan lulus tahun 1998.
Dari tahun 1996-1998 saya mendapat pengalaman mengajar dengan menjadi
instruktur bahasa Inggris di Lembaga Bahasa LIA Banjarmasin.
Karir saya sebagai seorang
guru PNS dimulai pada tahun 1999 ketika diangkat menjadi seorang guru mata
pelajaran bahasa Inggris di SMPN 1 Tamban, Barito Kuala Kalsel. Tamban
merupakan sebuah kecamatan yang terletak di pinggiran sungai. Ada beberapa
alternatif yang bisa ditempuh untuk bisa sampai ke SMPN 1 Tamban yakni bisa
lewat darat maupun lewat sungai. Jalur
yang paling sering ditempuh oleh saya bersama teman – teman serombongan adalah
lewat jalur sungai dengan menggunakan perahu bermotor karena jarak tempuh lebih
singkat meskipun agak berbahaya karena harus menyeberangi sungai yang
luas.
Peserta didik yang santun
dan bersemangat dengan pendidikan benar
– benar membuat saya bahagia dan bangga menjadi seorang guru. Hingga akhir
tahun 2005 saya mengabdikan diri menjadi guru di SMPN 1 Tamban sampai akhirnya saya
mengajukan usul mutasi ke sebuah SMPN di wilayah kabupaten lain yakni kabupaten
Banjar. Mutasi ini dilakukan karena
mengikuti suami yang selama rentang waktu kurang lebih 6 tahun tersebut
terpisah tugas di kabupaten yang berbeda.
Berkumpul dengan keluarga tercinta merupakan sebuah kebahagian yang
tiada terhingga walau di sisi lain ada perasaan haru karena harus meninggalkan
peserta didik dan rekan – rekan seprofesi di SMPN 1 Tamban.
Selama bertugas di kabupaten
Banjar dari tahun 2006 hingga saat ini, saya mendapat pengalaman mengajar pada
3 sekolah yang berbeda. Tahun 2006
hingga 2009 saya bertugas di SMPN 1 Astambul.
Berikutnya karena mengisi formasi guru bahasa Inggris di unit sekolah
yang baru didirikan, saya dimutasi ke SMPN 1 Martapura Timur dan bertugas
hingga Januari 2011.
Kemudian, atas pertimbangan
pemenuhan guru yang berkualifikasi S-2 di SMP Negeri 1 Martapura yang
dipersiapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, saya dimutasi
pada tahun 2011 dan ditunjuk menjadi penanggung jawab program percepatan RSBI
pada sekolah tersebut. Hingga sekarang saya masih
bertugas di SMP Negeri 1 Martapura. Banyak sekali
pengalaman berharga yang telah saya dapatkan selama menjalankan
pengabdian terkait dengan pengajaran bahasa Inggris di SMP maupun tugas tambahan lainnya di sekolah.
Pada tahun 2001 dilaksanakan
Needs Assessment Test secara serentak terhadap guru SMP di 6 provinsi yaitu
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Hasil
dari test tersebut selain untuk pemetaan kompetensi guru juga dijadikan dasar
untuk pemanggilan guru – guru untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut S2 mata
pelajaran yang linier dari Asian Development Bank di Universitas Negeri Malang
dan Universitas Negeri Surabaya. Tentu saja untuk bisa mendapatkan beasiswa
tersebut harus melalui tahap penyaringan lagi. Saya berkesempatan untuk
mendapatkan beasiswa program studi Bahasa Inggris pada program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang bersama 25 guru Bahasa Inggris lainnya dari 6
provinsi tersebut. Perkuliahan dimulai pada tahun 2002 dan pada tahun 2004 saya
berhasil menyelesaikan pendidikan dengan meraih gelar Magister Pendidikan
Bahasa Inggris. Pengetahuan yang didapat
dari peningkatan kualifikasi pendidikan ini sangat bermanfaat bagi saya dan dapat
diterapkan kepada peserta didik serta dapat diimbaskan kepada rekan sejawat.
Dalam rangka membuka wawasan dan
pengembangan diri, saya mengikuti beberapa pendidikan dan pelatihan yang
relevan dengan profesi saya sejak tahun 2005 hingga sekarang. Sebagian besar
upaya peningkatan wawasan dan pengembangan diri tersebut didapat dari MGMP. MGMP adalah organisasi
profesional, dan merupakan ajang atau arena bagi guru untuk mengembangkan
kreatifitas dan prestasi melalui berbagai kegiatan ilmiah seperti workshop,
seminar, presentasi hasil-hasil karya guru. Upaya peningkatan wawasan dan pengembangan diri lainnya
diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Banjar, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan,
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Selatan, hingga level nasional oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh baik dari peningkatan kualifikasi
akademik, pendidikan dan pelatikan, keikutsertaan dalam forum ilmiah, karya
pengembangan profesi dan keaktifan dalam organisasi bisa diimbaskan kepada
rekan – rekan sejawat baik dalam forum MGMP, Bintek dan pelatihan lainnya
ditingkat kabupaten ataupun provinsi sejak tahun 2008 sampai sekarang. Sebuah kebanggaan bagi saya ketika
bisa memberikan yang terbaik tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga
untuk orang lain.
Banyak manfaat yang bisa diambil ketika ikut
terlibat dalam forum – forum ilmiah yang
berkaitan dengan pendidikan karena akan menambah wawasan dan pengeahuan kita
yang bisa kita terapkan dalam pembelajaran di kelas. Beberapa kegiatan –
kegiatan dalam forum ilmiah yang pernah saya ikuti
adalah seminar dan workshop dari tingkat kabupaten, provinsi, nasional, hingga
level internasional.
Beberapa modul untuk materi pelatihan telah saya
susun dan digunakan ketika saya
melakukan kegiatan pembimbingan teman
sejawat di beberapa pelatihan. Dalam
mengembangkan profesi guru, saya telah melakukan beberapa penelitian baik dalam
bentuk penelitian tindakan kelas maupun penelitian dan pengembangan ( Research
and Development) sejak tahun 2006 hingga sekarang. Selain itu saya juga menulis
beberapa makalah. Saya
juga ditunjuk untuk menyusun kisi – kisi dan naskah soal ulangan akhir
semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dan pra-ujian nasional tingkat
kabupaten dari tahun 2007 sampai sekarang.
Dalam kegiatan sehari-hari, pembelajaran akan lebih menarik dan
menyenangkan jika menggunakan media dan alat
pembelajaran. Banyak manfaat yang
didapatkan, peserta didik menjdi lebih termotivasi dan pembelajaran menjadi
lebih efektif. Mengingat besarnya manfaat penggunaan media dan alat
pembelajaran maka saya mengembangkan
media dan alat pembelajaran yang relevan. Media dan alat pembelajaran
yang telah saya buat berupa media gambar, kartu kata, kartu ucapan, alat peraga
kalender, alat peraga permainan ular tangga notice/caution/warning, hingga
media berbasis teknologi informasi dan komunikasi yaitu Power Point
Presentation, kompilasi video lagu dan cerita bahasa Inggris, serta iSpringQuizMaker.
Saya
juga memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk membuat tugas
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Saya melakukan banyak pembimbingan kepada peserta didik. Hasil pembimbingan tersebut ada yang
membuahkan hasil bagi peserta didik dan ada juga yang masih belum mencapai
juara. Dari beberapa pembimbingan yang saya lakukan terhadap
peserta didik (2007-2014), beberapa diantaranya memberikan hasil kejuaraan,
yaitu juara Lomba Bercerita Bahasa Inggris, Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) SMP
Terbuka, dan Lomba Ketangkasan Tingkat Pramuka Penggalang.
Beberapa lomba
dan karya – karya akademik saya ikuti
sebagai bentuk aktualisasi saya dalam
peningkatan potensi dan mengukur kemampun diri.
Dari ajang lomba dan karya akademik tersebut beberapa prestasi dapat saya
raih. Prestasi – prestasi tersebut dapat
dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 : Daftar Prestasi Lomba dan Karya Akademik
NO
|
PRESTASI DAN LOMBA
|
WAKTU
|
TINGKAT
|
PELAKSANA
|
1.
|
Juara
I Pemilihan Guru Berprestasi
|
16-18 Juni 2014
|
Provinsi
|
Dinas Pendidikan
Provinsi Kalsel
|
2.
|
Juara I Pemilihan Guru
Berprestasi
|
21-22 Mei 2014
|
Kabupaten
|
Dinas Pendidikan Kab.
Banjar
|
3.
|
Finalis Peserta Lomba
Pengembangan Media Pembelajaran SMP Tingkat Provinsi
|
2 – 3 Juli 2013
|
Provinsi
|
Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kalsel
|
4.
|
Finalis Peserta Lomba
Pengembangan Media Pembelajaran SMP Tingkat Provinsi
|
17 – 18 September 2012
|
Provinsi
|
Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kalsel
|
5.
|
Finalis Peserta Lomba
Pengembangan Media Pembelajaran SMP Tingkat Nasional
|
22-26 November 2010
|
Nasional
|
Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendiknas
|
6.
|
Juara II Pemilihan Guru
Berprestasi
|
24-25 Mei 2010
|
Kabupaten
|
Dinas Pendidikan Kab.
Banjar
|
Keharmonisan dalam berkeluarga
berdampak positif bagi prestasi keluarga. Saya merasa sangat beruntung memiliki
keluarga yang saling mendukung, penuh pengertian dan saling memberi motivasi.
Kondisi ini menyebabkan seluruh anggota
keluarga bisa mengembangkan potensi dirinya untuk berprestasi. Saya memiliki suami yang juga PNS dan banyak
prestasi yang telah diraih yaitu juara I Inovasi Pembelajaran Guru tingkat
provinsi dan sebagai finalis di tingkat nasional, serta juara I Seleksi Kepala
Sekolah Dasar Berprestasi tingkat Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan, dan finalis Seleksi Kepala Sekolah Dasar
Berprestasi Nasional. Selanjutnya, dari hasil perkawinan, Saya dikaruniai 4
orang anak. Saya merasa bersyukur kepada
Allah SWT karena keempat anak – anak ini bisa memberikan prestasi yang membanggakan
bagi kedua orangtua, baik prestasi akademik maupun non akademik. Prestasi – prestasi ini tidak terlepas dari
pola pendidikan yang diterapkan oleh Saya bersama suami.
Tahun 2014 adalah tahun yang begitu
berkesan karena memperoleh kesempatan untuk mengikuti upacara hari ulang tahun
Republik Indonesia ke-69, tanggal 17 Agustus 2014 bersama Presiden Susilo
Bambang Yodhoyono dan rekan-rekan PTK Berprestasi se-Indonesia. Merupakan
pengalaman yang sangat berharga.
Rabu, 22 Juli 2015
CONTOH RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 K13
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SATUAN PENDIDIKAN
|
:
|
SMPN 1
MARTAPURA
|
MATA PELAJARAN
|
;
|
Bahasa
Inggris
|
KELAS /
SEMESTER
|
:
|
VII / I
|
MATERI POKOK
|
:
|
Chapter 1 - Teks
lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan.
|
ALOKASI WAKTU
|
:
|
1 x 2 JP (1
pertemuan)
|
A. KOMPETENSI INTI
1.
Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
2.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. KOMPTENSI DASAR DAN INDIKATOR :
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
|
1.1
|
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional.
|
Bersyukur bisa belajar bahasa Inggris
|
2.1
|
Menunjukkan perilaku santun
dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
|
Menunjukkan perilaku santundalam perkenalan diri
|
2.2
|
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
|
Menunjukkan perilaku percaya diri dalam perkenalan diri
|
3.1
|
Memahami
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan
Sapaan
serta responnya sesuai dengan konteks penggunaannya.
|
Memahami fungsi
sosial, struktur teks, danunsur kebahasaan pada ungkapan sapaanserta
responnya, sesuai dengan kontekspenggunaannya.
|
4.1
|
Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks
|
Menyusun teks
lisan tentang sapaan.
|
C. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari materi ini
peserta didik dapat :
1.
Menunjukkan kesungguhan dalam belajar
bahasa Inggris tentang sapaan.
2.
Menunjukkan perilaku yang santun dan
percaya diri dalam berkomunikasi tentang sapaan.
3.
Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
4.
Memahami fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan sapaan serta responnya, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
5.
Menyusun teks lisan tentang sapaan..
D. MATERI PEMBELAJARAN :
1.
Fungsi sosial sapaan adalah untuk
menjaga hubungan interpersonal dengan guru dan teman.
2.
Struktur teks
a.
Good morning. How are you?
Fine, thank you. And You? Dan semacamnya
b.
Goodbye, Bye, See you later,
See you, Take care, dan semacamnya
3.
Unsur kebahasaan
Kosakata,
tatabahasabaku, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan,
tanda baca, dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
E. METODE PEMBELAJARAN:
Pendekatan: Scientific Approach
Strategi:observing, questioning ,
associating, experimenting,dan communicating (kerja berkelompok).
F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
ü When English Rings a Bell SMP/MTs Kelas
VII Hal. 1 – 9
ü Internet
ü Gambar
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
a.
Pendahuluan (10 menit)
·
Guru masuk kelas dan memberi salam
·
Guru menyapa siswa dengan menggunakan bahasa Inggris agar English
Environment dapat langsung tercipta di pertemuan pertama
·
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa bersama
·
Guru memeriksa kehadiran siswa
·
Guru memotivasi siswa
·
Guru menyampaikantujuan
pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai serta garis besar materi yang
akan dipelajari
b.
Kegiatan Inti (60
menit)
Mengamati:
·
Siswa terbiasa atau seringmendengar
dan menyaksikanguru dan warga sekolah lainmenyapa, meresponnya, dalam
bahasaInggris, bahasa Indonesia, danbahasa lain, untuk menjagahubungan
interpersonaldengan ungkapan yang sesuai dengan konteksnya (keteladanannya)
·
Siswa dituntut untukmencontoh
keteladanan tersebut dengan menyapa meresponnya, dalam bahasaInggris, untuk
menjagahubungan interpersonal dansesuai dengan konteksnya.
Menanya:
·
Dengan bimbingan dan
arahan guru, siswa menanyakan dan mempertanyakan antara lain tentang perbedaan
antara ungkapan sapaan, serta responnya dalam bahasa Inggrisdengan yang ada
dalam bahasaIndonesia,kemungkinanmenggunakan
ungkapan lain,akibat jika tidak melakukan, dsb.
Mencoba:
·
Siswa mendengarkan dan
menyaksikan banyak contoh interaksi sapaan ,serta responnya dalam bahasa
Inggris dari film, kaset, buku teks, dsb.
·
Siswa menirukan contoh-contoh interaksi sapaan, sertaresponnya dalam bahasa
Inggris dengan ucapan,tekanan kata,
intonasi, dan sikap yang benar.
·
Dengan bimbingan dan
arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri (fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan) interaksi sapaan, serta responnya.
·
Secara kolaboratif,
siswa berusaha menggunakan bahasa Inggris untuk sapaan, serta responnya, dalam
kontekspembelajaran, simulasi, roleplay, dan kegiatan lain yang
terstruktur.
Mengasosiasikan:
·
Siswa membandingkan
berbagai ungkapan sapaan serta responnya
yang telah dikumpulkan dari berbagai informasi diatas.
·
Siswa membandingkan
ungkapan sapaan serta responnya yang telah dipelajari tersebut diatas dengan
sumber- sumber yang lain atau dengan digunakan dengan bahasa lain
·
Siswa memperoleh
balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi social dan unsur
kebahasaan yang digunakan.
Mengkomunikasikan:
·
Siswa menggunakan bahsa
inggris setiap kali muncul kesempatan untuk menyapa serta responnya didalam dan
dluar kelas untuk menjaga hubungan interpersonal dan sesuai dengan konteksnya.
·
Siswa berupaya
berbicara secara lancer dengan ucapan, tekanan kata, intonasi yang benar,dan
menulis dengan ejaan dan tanda baca yang benar serta tulisan yang jelas dan
rapi.
·
Siswa membicarakan
permasalahan yang dialami dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyapa, serta
responnya, dan menuliskannya dalam jurnal belajar sederhana dalam bahasa
Indonesia.
c. Penutup
·
Guru dan siswa secara bersama-sama
membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari pada pertemuan ini.
·
Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa untuk membantu mereka melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang
telah mereka lakukan.
·
Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mencari ungkapan-ungkapan lain tetntang sapaan.
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Sikap:
-
Observasi dan penilaian diri (semangat belajar, santun, peduli, percayadiri, tanggungjawab)
Pengetahuan:
- Tes lisan
Keterampilan:
-
Tes lisan (mampu mengucapkan
ungkapan sapaan kepada teman di kelas di depan kelas)
Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Martapura
RAHMADI, M.Pd
NIP 19711205 199702 1 004
|
|
Martapura,
Juli 2015
Guru Bahasa Inggris
MAYA MARLINA FEBRIYANTHI, M.Pd
NIP
19730215 199903 2 007
|
LAMPIRAN
|
I.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Sikap yang Dinilai
|
Jumlah Score
|
Nilai
|
|||
Santun
|
Peduli
|
Percaya Diri
|
Tanggung Jawab
|
||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
5 = Sangat sering menunjukan sikap santun, peduli, percaya diri dan
tanggung jawab.
4 =
Sering menunjukkan
sikap santun, peduli, percaya diri dan
tanggung jawab.
3 =
Beberapa kali bersikap santun, peduli, percaya diri dan tanggung jawab.
2 = Pernah menunjukkan sikap santun, peduli, percaya diri dan tanggung jawab.
1 = Tidak pernah bersikap santun, peduli, percaya diri dan
tanggung jawab.
5 = Amat baik (AB) 90 < AB ≤ 100
4 = Baik (B) 80 <B ≤ 90
3 = Cukup (C) 70
<C ≤ 80
2 = Kurang (K) 60
<K ≤ 70
1 = Sangat kurang (SK) 50
<SK≤ 60
II. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
No
|
Aspek
yang dinilai
|
Kriteria
|
Score
|
1.
|
PILIHAN
KOSA KATA
|
a.
Sangat varaitif dan tepat
|
5
|
b.
varaitif dan tepat
|
4
|
||
c.
Cukup varaitaif dan tepat
|
3
|
||
d.
Kurang variatif dan tepat
|
2
|
||
e.
Tidak varaitif dan tepat
|
1
|
||
2.
|
PILIHAN TATA
BAHASA
|
a.
Pilihan tata tepatbahasa sangat
|
5
|
b.
Pilihan tata bahasa tepat
|
4
|
||
c.
Pilihan tata bahasa cukup tepat
|
3
|
||
d.
Pilihan tata bahasa kurang tepat
|
2
|
||
e.
Pilihan tata bahasa tidak tepat
|
1
|
Rubrik penilaian pengetahuan:
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Sikap yang Dinilai
|
Jumlah Score
|
Nilai
|
|
Pilihan kosakata
(5,4,3,2,1)
|
Pilihan tata bahasa
(5,4,3,2,1)
|
||||
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
Pedoman scoring
III.
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
No
|
Aspek yang dinilai
|
Kriteria
|
Score
|
1.
|
Pronounciation
|
Hampir sempurna
|
5
|
|
|
Beberapa kesalahan namun tidak
menggaggu makna
|
4
|
|
|
Beberapa kesalahan menggagu makna
|
3
|
|
|
Banyak kesalahan mengganggu makna
|
2
|
|
|
Terlalu banyak kesalahan dan mengganggu
makana
|
1
|
2
|
Fluency
|
Sangat lancar
|
5
|
|
|
Lancar
|
4
|
|
|
Cukup lancar
|
3
|
|
|
Kurang lancar
|
2
|
|
|
Tidak lancar
|
1
|
Rubrik Penilaian Keterampilan Speaking :
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Sikap yang Dinilai
|
Jumlah Score
|
Nilai
|
|
Pronounciation (5,4,3,2,1)
|
Fluency (5,4,3,2,1)
|
||||
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)